The metode yang digunakan oleh ilmu pengetahuan untuk meningkatkan kertas telah mencapai peningkatan kualitas, karakteristik dan kondisi.
Kekakuan, ketahanan terhadap tekukan, kehalusan, koefisien gesekan statis dan toleransi terhadap geser, hanyalah beberapa hasil yang dapat kita amati hari ini.
Sebenarnya kertas adalah aset fundamental dalam sejarah budaya kemanusiaan. Manusia selalu memiliki kebutuhan untuk menangkap ide-idenya melalui catatan tertulis sehingga mereka melampaui, dan itulah yang membuat kertas memiliki peran sejarah yang begitu penting.
Metode yang diterapkan
Pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, mesin kertas pertama dan hak patennya diciptakan. Pada saat yang sama, metode pertama untuk produksi pulp kayu juga dikembangkan.
Namun, metode ini memulai era modern baru yang melibatkan penyalahgunaan abrasi mekanis dan berlebihan dalam penerapan prosedur kimia.
1- Metode basa
Metode alkali ini memasak serpihan kayu dalam natrium hidroksida. Ada dua proses utama untuk realisasinya yaitu proses kraft yang menggunakan natrium sulfat dan proses kaustik soda, dapat dikatakan bahwa pada pemasakan yang memisahkan dihasilkan lignin.
Lignin adalah zat yang merupakan bagian dari struktur organik pada sel tumbuhan kayu, memberikan kekerasan dan ketahanan kertas.
Keuntungan dari metode ini adalah menggabungkan kualitas yang baik pada hasil akhir kertas dengan biaya pembuatan yang rendah. Ini dicapai berkat fakta bahwa pulp yang diperoleh memiliki ketahanan yang tinggi mengingat ukuran dan kualitas seratnya.
Metode serupa lainnya dalam hal produksi pulpnya adalah metode sulfit dan metode mekanis.
2- Metode b
Salah satu tantangan terbesar adalah mempertahankan warna putih cerah pada warna kertas. Cara ini berhasil agar penampilan Anda tidak memburuk selama bertahun-tahun.
Pemutihan klorin adalah tahap di mana pulp diperoleh dengan kombinasi berbagai senyawa pengoksidasi seperti klorin dioksida, unsur klor, oksigen, hidrogen peroksida, di antara agen lainnya, digunakan.
Setelah proses selesai, permukaan kertas dihaluskan secara mekanis dan ditutup dengan lapisan kapur.
Menghasilkan bentuk dan jenis kertas yang tak terhingga. Hasilnya dianggap yang terbaik dari segi kualitas dan permukaan kertas.
3- Tren ekologis
Mengingat dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh industri kertas, berbagai kelompok ekologi berkumpul untuk menciptakan metode non-agresif baru untuk menawarkan produk daur ulang dan biodegradable kepada konsumen.
Tujuan utama selain memberikan solusi untuk deforestasi, adalah untuk meningkatkan komponen yang digunakan di kertas dan menggunakan kembali beberapa properti yang sudah diproduksi.
Berkat tren baru ini, metode baru diciptakan untuk pembuatan kertas berdasarkan bahan daur ulang. Pada gilirannya, ia memulai penerapan baru yang dapat menggunakan kertas untuk tujuan lain.
Bahkan gagasan untuk mengubah kertas menjadi bahan yang dapat terurai dengan cepat membuatnya nyaman bagi ekosistem dan bahkan meningkatkan kemampuannya untuk membusuk.
4- Formula baru
Institut Teknologi Italia (IIT) di Genoa sedang mengembangkan formula baru untuk membuat kertas tahan terhadap air, antibakteri, dan magnet.
Dengan formula baru ini, ia akan menjadi lebih kuat, lebih tahan dan dalam beberapa hal, autoimun terhadap elemen lain yang berusaha memperburuknya.
Usulannya adalah untuk menambahkan oksida besi ke berbagai partikel nano untuk membuat matriks polimer dan menjadikannya magnet. Di bawah prinsip yang sama ini, mereka berencana menggunakan nanopartikel perak untuk mencapai sifat antibakteri.
Teknik ini diharapkan dapat diterapkan pada berbagai jenis kertas atau kain. Ini bisa berfungsi untuk menjaga berbagai dokumen, arsip berharga atau penting secara historis tetap utuh. Konsep ini diharapkan bisa terwujud dalam waktu dekat.
Referensi
- Garcia, Jose. (2007). Serat kertas. Edisi UPC.
- Hidalgo, Maria. (1997) Sejarah kertas. Cuenca, Spanyol.
- Hunter, Dar. (1978). Pembuatan kertas, sejarah dan teknik kerajinan kuno. New York, AS. Publikasi Dover.
- Kertas (nd). Diperoleh pada 8 Oktober 2017, dari Wikipedia.
- Tapia, Pilar. (2015). Pengawetan dokumen analog dan digital. San Sebastián, Nerea.