- Teori belajar dari perspektif perilaku
- - Pengkondisian klasik
- - Pengkondisian operator
- Teori menurut perspektif kognitivis
- - Teori Pengolahan Informasi dari George A. Miller
- - Teori kognitif Mayer tentang pembelajaran multimedia
- Teori menurut perspektif humanis
- - Teori Rogers Mobil
- - Teori Abraham Maslow
- Teori Belajar Sosial Bandura
Teori - teori pembelajaran menjelaskan perubahan yang terjadi dalam perilaku karena praktik dan bukan faktor lain seperti perkembangan fisiologis. Beberapa teori muncul sebagai reaksi negatif terhadap yang sebelumnya, yang lain berfungsi sebagai dasar untuk pengembangan teori selanjutnya dan yang lain hanya berurusan dengan konteks pembelajaran spesifik tertentu.
Teori pembelajaran yang berbeda dapat dikelompokkan menjadi 4 perspektif: behavioris (berfokus pada perilaku yang dapat diamati), kognitivis (belajar sebagai proses mental murni), humanis (emosi dan pengaruh memiliki peran dalam pembelajaran) dan perspektif pembelajaran sosial (manusia belajar paling baik dalam kegiatan kelompok).
Teori belajar dari perspektif perilaku
John B. Watson
Didirikan oleh John B. Watson, behaviorisme mengasumsikan bahwa pelajar pada dasarnya pasif dan hanya menanggapi rangsangan dari lingkungan sekitarnya. Pelajar mulai sebagai batu tulis yang bersih, benar-benar kosong, dan perilaku dibentuk melalui penguatan positif atau negatif.
Kedua jenis penguatan tersebut meningkatkan kemungkinan bahwa perilaku yang mendahuluinya akan terulang kembali di masa mendatang. Sebaliknya, hukuman (baik positif maupun negatif) mengurangi kemungkinan munculnya kembali perilaku tersebut.
Salah satu batasan paling jelas dari teori-teori ini terdiri dari studi hanya tentang perilaku yang dapat diamati, mengesampingkan proses mental yang sangat penting dalam pembelajaran.
Kata "positif" dalam konteks ini menyiratkan penerapan stimulus, dan "negatif" berarti penarikan stimulus. Belajar, oleh karena itu, diartikan dari perspektif ini sebagai perubahan dalam tingkah laku pelajar.
- Pengkondisian klasik
Ivan Pavlov
Banyak penelitian awal behavioris dilakukan dengan hewan (misalnya, karya anjing Pavlov) dan digeneralisasikan untuk manusia. Behaviorisme, yang merupakan pendahulu teori kognitif, menyumbangkan teori pembelajaran seperti pengkondisian klasik dan pengkondisian operan.
Konsep "pengkondisian klasik" memiliki pengaruh yang sangat besar dalam bidang psikologi, meskipun yang menemukannya bukanlah seorang psikolog. Ivan Pavlov (1849–1903), seorang ahli fisiologi Rusia, menemukan konsep ini melalui serangkaian percobaan dengan sistem pencernaan anjingnya. Dia memperhatikan bahwa anjing-anjing itu mengeluarkan air liur begitu dia melihat asisten laboratorium, sebelum diberi makan.
Tapi bagaimana tepatnya pengkondisian klasik menjelaskan pembelajaran? Menurut Pavlov, pembelajaran terjadi ketika suatu asosiasi terbentuk antara stimulus yang sebelumnya netral dan stimulus yang terjadi secara alami.
1-Anjing mengeluarkan air liur saat melihat makanan. 2-Anjing tidak mengeluarkan air liur saat mendengar bel. 3-Suara bel ditampilkan di sebelah makanan. 4-Setelah pengondisian, anjing mengeluarkan air liur dengan suara bel.
Dalam eksperimennya, Pavlov mengaitkan stimulus alami yang membentuk makanan dengan suara lonceng. Dengan cara ini, anjing mulai mengeluarkan air liur sebagai respons terhadap makanan, tetapi setelah beberapa asosiasi, anjing-anjing itu hanya mengeluarkan air liur saat terdengar bunyi bel.
- Pengkondisian operator
BF Skinner adalah psikolog paling terkenal dalam arus behaviorisme.
Pengondisian operan, pada bagiannya, pertama kali dijelaskan oleh psikolog perilaku BF Skinner. Skinner percaya bahwa pengkondisian klasik tidak dapat menjelaskan semua jenis pembelajaran dan lebih tertarik untuk mempelajari bagaimana konsekuensi dari tindakan mempengaruhi perilaku.
Seperti pengkondisian klasik, operan juga berurusan dengan asosiasi. Namun, dalam jenis pengondisian ini, asosiasi dibuat antara perilaku dan konsekuensinya.
Ketika suatu perilaku mengarah pada konsekuensi yang diinginkan, perilaku tersebut kemungkinan besar akan terulang kembali di masa mendatang. Jika tindakan tersebut membawa hasil yang negatif, maka perilaku tersebut mungkin tidak akan terulang kembali.
Teori ini diungkapkan melalui percobaan kotak Skinner, di mana ia memperkenalkan tikus yang terkena bala bantuan positif dan negatif.
Kotak Skinner
Ketika para peneliti menemukan masalah dalam konsep perilaku, teori-teori baru mulai bermunculan, mempertahankan beberapa konsep tetapi menghilangkan yang lain. Neobehavioris menambahkan ide-ide baru yang kemudian dikaitkan dengan perspektif kognitif pembelajaran.
Teori menurut perspektif kognitivis
Kognitivis memberikan pikiran dan proses mental pentingnya yang tidak behaviorisme; Mereka percaya bahwa pikiran harus dipelajari untuk memahami bagaimana kita belajar. Bagi mereka, pelajar adalah pemroses informasi, seperti komputer. Perspektif ini menggantikan behaviorisme sebagai paradigma utama di tahun 1960-an.
Dari perspektif kognitif, proses mental seperti pemikiran, memori, dan pemecahan masalah harus dipelajari. Pengetahuan dapat dilihat sebagai skema atau konstruksi mental simbolik. Belajar, dengan cara ini, didefinisikan sebagai perubahan dalam skema magang.
Pandangan belajar ini muncul sebagai tanggapan terhadap behaviorisme: manusia bukanlah "hewan yang diprogram" yang hanya menanggapi rangsangan lingkungan. Sebaliknya, kami adalah makhluk rasional yang membutuhkan partisipasi aktif untuk belajar dan yang tindakannya merupakan konsekuensi dari pemikiran.
Perubahan perilaku dapat diamati, tetapi hanya sebagai indikator apa yang terjadi di kepala orang tersebut. Kognitivisme menggunakan metafora pikiran sebagai komputer: informasi masuk, diproses dan mengarah pada hasil tertentu dalam perilaku.
- Teori Pengolahan Informasi dari George A. Miller
George A. Miller. Gambar melalui wikimedia commons.
Teori pemrosesan informasi ini, yang pendirinya adalah psikolog Amerika George A. Miller (1920-2012), sangat berpengaruh dalam elaborasi teori-teori selanjutnya. Diskusikan bagaimana pembelajaran terjadi, termasuk konsep-konsep seperti perhatian dan memori, dan membandingkan pikiran dengan pengoperasian komputer.
Teori ini telah diperluas dan dikembangkan selama bertahun-tahun. Misalnya, Craik dan Lockhart menekankan bahwa informasi diproses dengan berbagai cara (melalui persepsi, perhatian, label konsep, dan pembentukan makna), yang nantinya mempengaruhi kemampuan untuk mengakses informasi.
- Teori kognitif Mayer tentang pembelajaran multimedia
Teori lain yang terkait dengan pembelajaran dalam perspektif kognitivis adalah teori kognitif pembelajaran multimedia oleh Richard Mayer (1947). Teori ini menyatakan bahwa orang belajar lebih dalam dan bermakna dari kata-kata yang digabungkan dengan gambar daripada dari kata-kata saja. Ini mengusulkan tiga asumsi utama tentang pembelajaran multimedia:
- Ada dua saluran terpisah (pendengaran dan visual) untuk memproses informasi.
- Setiap saluran memiliki kapasitas yang terbatas.
- Pembelajaran adalah proses aktif menyaring, memilih, mengatur dan mengintegrasikan informasi berdasarkan pengetahuan sebelumnya.
Manusia dapat memproses informasi dalam jumlah terbatas melalui saluran pada waktu tertentu. Kami memahami informasi yang kami terima dengan secara aktif menciptakan representasi mental.
Teori kognitif pembelajaran multimedia menyajikan gagasan bahwa otak tidak menafsirkan presentasi multimedia dari kata-kata, gambar dan informasi pendengaran secara eksklusif; sebaliknya, elemen-elemen ini dipilih dan diatur secara dinamis untuk menghasilkan konstruksi mental yang logis.
Teori menurut perspektif humanis
Humanisme, paradigma yang muncul dalam psikologi tahun 1960-an, berfokus pada kebebasan, martabat, dan potensi manusia. Asumsi utama humanisme, menurut Huitt, adalah manusia bertindak dengan intensionalitas dan nilai-nilai.
Gagasan ini bertentangan dengan apa yang ditegaskan oleh teori pengkondisian operan, yang berpendapat bahwa semua perilaku adalah hasil penerapan konsekuensi, dan keyakinan psikologi kognitivis mengenai konstruksi makna dan penemuan pengetahuan, bahwa pertimbangkan sentral saat belajar.
Kaum humanis juga percaya bahwa perlu mempelajari setiap orang secara keseluruhan, terutama bagaimana dia tumbuh dan berkembang sebagai individu sepanjang hidupnya. Untuk humanisme, studi tentang diri, motivasi dan tujuan setiap orang adalah bidang minat tertentu.
- Teori Rogers Mobil
Carl Rogers
Pembela humanisme paling terkenal termasuk Carl Rogers dan Abraham Maslow. Menurut Carl Rogers, salah satu tujuan utama humanisme dapat digambarkan sebagai perkembangan orang yang otonom dan mengaktualisasikan diri.
Dalam humanisme, pembelajaran berpusat pada siswa dan dipersonalisasi. Dalam konteks ini, peran pendidik adalah memfasilitasi pembelajaran. Kebutuhan afektif dan kognitif adalah kuncinya, dan tujuannya adalah untuk mengembangkan orang yang mengaktualisasikan diri dalam lingkungan yang kooperatif dan suportif.
- Teori Abraham Maslow
Abraham Maslow
Sementara itu, Abraham Maslow, yang dianggap sebagai bapak psikologi humanistik, mengembangkan teori berdasarkan gagasan bahwa pengalaman adalah fenomena utama dalam studi tentang perilaku dan pembelajaran manusia.
Dia banyak menekankan pada kualitas yang membedakan kita sebagai manusia (nilai, kreativitas, pilihan), sehingga menolak pandangan behavioris karena betapa reduksionisnya mereka.
Maslow terkenal karena menyarankan bahwa motivasi manusia didasarkan pada hierarki kebutuhan. Tingkat kebutuhan terendah adalah kebutuhan fisiologis dan kelangsungan hidup dasar seperti rasa lapar dan haus. Tingkat yang lebih tinggi termasuk keanggotaan kelompok, cinta, dan harga diri.
Piramida Maslow
Alih-alih mereduksi perilaku menjadi respons dari lingkungan, seperti yang dilakukan para behavioris, Maslow mengambil perspektif holistik tentang pembelajaran dan pendidikan. Maslow bertujuan untuk melihat semua kualitas intelektual, sosial, emosional dan fisik individu dan untuk memahami bagaimana kualitas tersebut mempengaruhi pembelajaran.
Penerapan hierarki kebutuhannya pada pekerjaan kelas sudah jelas: Sebelum kebutuhan kognitif siswa dapat dipenuhi, kebutuhannya yang paling dasar harus dipenuhi.
Teori belajar Maslow menekankan perbedaan antara pengetahuan pengalaman dan pengetahuan penonton, yang dianggapnya inferior. Pembelajaran eksperiensial dianggap sebagai pembelajaran "otentik", yang menyebabkan perubahan signifikan dalam perilaku, sikap, dan kepribadian masyarakat.
Jenis pembelajaran ini terjadi ketika siswa menyadari bahwa jenis materi yang akan dipelajari akan berguna baginya untuk mencapai tujuan yang telah ia ajukan. Pembelajaran ini diperoleh lebih banyak dengan praktik daripada dengan teori, dan itu dimulai secara spontan. Sifat-sifat pembelajaran berdasarkan pengalaman meliputi:
- Perendaman dalam pengalaman tanpa menyadari berlalunya waktu.
- Berhentilah untuk sementara waktu.
- Melampaui waktu, tempat, sejarah, dan masyarakat tanpa terpengaruh olehnya.
- Gabungkan dengan apa yang sedang dialami.
- Bersikaplah tulus menerima, seperti anak kecil, tanpa mengkritik.
- Tangguhkan sementara evaluasi pengalaman dalam hal kepentingannya.
- Kurangnya hambatan.
- Tangguhkan kritik, validasi, dan evaluasi pengalaman.
- Percayai pengalaman dengan membiarkannya terjadi secara pasif, tanpa dipengaruhi oleh praduga.
- Putuskan hubungan dari aktivitas rasional, logis, dan analitis.
Teori Belajar Sosial Bandura
Albert bandura
Albert Bandura, seorang psikolog dan pendidik Kanada, percaya bahwa kemitraan dan penguatan langsung tidak dapat menjelaskan semua jenis pembelajaran. Menurut teorinya tentang pembelajaran sosial, interaksi antar manusia merupakan hal mendasar dalam pembelajaran.
Bandura beralasan bahwa belajar akan jauh lebih rumit jika orang hanya mengandalkan hasil dari tindakan kita sendiri untuk mengetahui bagaimana bertindak.
Bagi psikolog ini, banyak pembelajaran terjadi melalui observasi. Anak-anak mengamati tindakan orang-orang di sekitar mereka, terutama pengasuh dan saudara kandung mereka, dan kemudian meniru perilaku tersebut.
Dalam salah satu eksperimennya yang paling terkenal, Bandura mengungkapkan betapa mudahnya anak meniru perilaku, bahkan yang negatif. Sebagian besar anak-anak yang melihat video orang dewasa memukul boneka meniru perilaku ini saat diberi kesempatan.
Salah satu kontribusi terpenting dari karya Bandura adalah membantah salah satu klaim behaviorisme; mencatat bahwa mempelajari sesuatu tidak harus menghasilkan perubahan perilaku.
Anak-anak sering belajar hal-hal baru melalui observasi, tetapi mereka tidak harus melakukan perilaku tersebut sampai ada kebutuhan atau motivasi untuk menggunakan informasi tersebut.
Pernyataan berikut adalah ringkasan yang bagus dari perspektif ini:
Dengan mengamati model yang melaksanakan tingkah laku yang akan dipelajari, seorang individu membentuk suatu gagasan tentang bagaimana komponen-komponen respon harus digabungkan dan diurutkan untuk menghasilkan tingkah laku yang baru. Dengan kata lain, orang membiarkan tindakan mereka dipandu oleh gagasan yang telah mereka pelajari sebelumnya daripada mengandalkan hasil dari perilaku mereka sendiri. "