The narator kekurangan adalah saksi yang berkaitan obyektif hanya apa yang ia melihat melalui indra, tanpa mengungkapkan pendapat tentang apa yang ia saksikan.
Narasinya mirip dengan gambar yang disediakan oleh kamera video, karena menampilkan adegan tertentu kepada pembaca, tanpa menyertakan subjektivitas. Karenanya, ia juga dikenal sebagai narator yang obyektif.
Narator yang malang mengetahui lebih sedikit aspek plot, dibandingkan dengan pengalaman protagonis, yang menghubungkannya dengan penanganan informasi yang terbatas.
Karena ketidaktahuan tentang detailnya, interpretasi narator yang malang biasanya singkat. Justru inilah yang memberinya karakter "kurang", dibandingkan pendongeng lainnya.
Karakteristik Narator yang Buruk
Narator yang malang adalah ciptaan penulis yang disengaja, dengan tujuan untuk memberikan sudut pandang yang berbeda dalam cerita yang sama.
Jenis narator ini umumnya bertindak sebagai saksi sebuah adegan, dan deskripsi mereka memberikan pengaruh pada konstruksi karakter.
Berikut ciri-ciri utama pendongeng yang malang:
- Dia sama sekali bukan narator yang mahatahu. Sebaliknya, narator yang kekurangan bersifat impersonal, pengertiannya hanya mengacu pada apa yang dia bisa lihat dan dengar.
- Narator yang malang biasanya berbicara sebagai orang pertama. Analog dari narator orang ketiga ini dikenal sebagai narator kamera.
- Narator yang malang sebatas menunjukkan kejadian yang dia saksikan. Artinya, ia tidak menjelaskan alasan peristiwa tersebut, juga tidak menjelaskan hipotesis yang memecahkan hal-hal yang tidak diketahui dari cerita tersebut.
- Karena dia adalah saksi dari peristiwa yang dilaporkan, narator yang kekurangan sangat umum terjadi dalam narasi jurnalistik.
Artikel peristiwa, misalnya, hanya mendeskripsikan apa yang terjadi, tanpa menyertakan interpretasi atau dugaan tentang motif peristiwa tersebut. Mereka hanya menyatakan apa yang dilihat para saksi.
- Jenis sumber daya ini juga sangat berguna dalam novel detektif. Narator yang malang digunakan untuk membangkitkan ketegangan pada pembaca, dan mendorong ketidaktahuan yang disengaja dari beberapa detail cerita.
- Memberikan informasi tentang tindakan karakter, gerak tubuh dan tanggapan mereka terhadap rangsangan tertentu.
Namun, kekurangan narator hanyalah cerminan dari hal ini, sehingga pada akhirnya pembaca akan menjadi penilai nilai yang terkait dengan cerita.
- Mengingat sifat suara ini, narator yang kekurangan tidak menyadari pikiran, emosi, dan perasaan karakter utama. Informasi ini tidak tersedia untuk saksi.
- Narator tipe ini bertindak sebagai informan yang tidak efisien atau tidak mengerti, karena keterbatasan informasi yang tersedia baginya.
- Karena ini bukan karakter utama, mungkin untuk menentukan bahwa tipe narator ini tahu lebih sedikit tentang cerita daripada protagonis. Partisipasinya tidak bersifat neuralgik dalam plot.
Referensi
- Arias, I. (2012). Narator kamera dan narator yang malang. Diperoleh dari: ladydragona.com
- Narator tujuan (nd). Dipulihkan dari: diclib.com
- Jenis narator (2010). Diperoleh dari: portaleducativo.net
- Jenis narator dan tingkatan naratif (2009). Diperoleh dari: ldelmiraenguayliteratura.blogspot.com
- Wikipedia, The Free Encyclopedia (2017). Pendongeng. Diperoleh dari: es.wikipedia.org