- 4 tahap pertumbuhan bakteri
- 1- Fase adaptasi
- 2- Fase eksponensial
- 3- fase diam
- 4- Fase kematian
- Referensi
The kurva pertumbuhan bakteri adalah representasi grafis dari pertumbuhan populasi bakteri dari waktu ke waktu. Menganalisis bagaimana kultur bakteri tumbuh sangat penting untuk dapat bekerja dengan mikroorganisme ini.
Untuk alasan ini, ahli mikrobiologi telah mengembangkan alat yang memungkinkan mereka untuk lebih memahami pertumbuhannya.
Antara tahun 1960-an dan 1980-an, penentuan laju pertumbuhan bakteri merupakan alat penting dalam berbagai disiplin ilmu, seperti genetika mikroba, biokimia, biologi molekuler, dan fisiologi mikroba.
Di laboratorium, bakteri umumnya dibudidayakan dalam nutrient broth yang terdapat di dalam tabung atau di piring agar-agar.
Tanaman ini dianggap sistem tertutup karena nutrisi tidak diperbarui dan produk limbah tidak dibuang.
Dalam kondisi ini, populasi sel diperkirakan meningkat jumlahnya dan kemudian menurun.
Seiring pertumbuhan populasi dalam sistem tertutup, ia mengikuti pola tahapan yang disebut kurva pertumbuhan.
4 tahap pertumbuhan bakteri
Data periode pertumbuhan bakteri biasanya menghasilkan kurva dengan serangkaian fase yang jelas: fase adaptasi (lag), fase pertumbuhan eksponensial (log), fase diam, dan fase kematian.
1- Fase adaptasi
Fase adaptasi, juga dikenal sebagai fase lag, adalah periode yang relatif datar pada grafik, di mana populasi tampak tidak tumbuh atau tumbuh dengan kecepatan yang sangat lambat.
Pertumbuhan terhambat terutama karena sel bakteri yang diinokulasi memerlukan jangka waktu tertentu untuk beradaptasi dengan lingkungan baru.
Dalam periode ini sel bersiap untuk berkembang biak; Artinya, mereka harus mensintesis molekul yang diperlukan untuk melakukan proses ini.
Selama periode penundaan ini, enzim, ribosom, dan asam nukleat yang diperlukan untuk pertumbuhan disintesis; energi juga dihasilkan dalam bentuk ATP. Lamanya periode lag bervariasi dari satu populasi ke populasi lainnya.
2- Fase eksponensial
Pada awal fase pertumbuhan eksponensial, semua aktivitas sel bakteri diarahkan untuk meningkatkan massa sel.
Selama periode ini, sel menghasilkan senyawa seperti asam amino dan nukleotida, yang merupakan bahan penyusun protein dan asam nukleat.
Selama fase eksponensial atau logaritmik, sel membelah dengan kecepatan konstan dan jumlahnya meningkat dengan persentase yang sama selama setiap interval.
Durasi periode ini bervariasi, akan terus berlanjut selama sel memiliki nutrisi dan lingkungan yang mendukung.
Karena bakteri lebih rentan terhadap antibiotik dan bahan kimia lain selama masa perkalian aktif ini, fase eksponensial sangat penting dari sudut pandang medis.
3- fase diam
Pada fase diam, populasi memasuki mode bertahan hidup di mana sel berhenti tumbuh atau tumbuh perlahan.
Kurva menjadi rata karena laju kematian sel menyeimbangkan laju perkalian sel.
Penurunan laju pertumbuhan disebabkan oleh penipisan nutrisi dan oksigen, ekskresi asam organik dan kontaminan biokimia lainnya dalam media pertumbuhan, dan kepadatan sel yang lebih tinggi (persaingan).
Lamanya waktu sel tetap dalam fase diam bervariasi tergantung pada spesies dan kondisi lingkungan.
Beberapa populasi organisme tetap dalam fase diam selama beberapa jam, sementara yang lain bertahan selama berhari-hari.
4- Fase kematian
Ketika faktor-faktor pembatas semakin intensif, sel-sel mulai mati dengan kecepatan konstan, benar-benar binasa dalam limbahnya sendiri. Kurva sekarang miring ke bawah untuk memasuki fase kematian.
Kecepatan terjadinya kematian bergantung pada sifat tahan banting relatif spesies dan seberapa beracun kondisinya, tetapi umumnya lebih lambat daripada fase pertumbuhan eksponensial.
Di laboratorium, pendinginan digunakan untuk menunda perkembangan fase kematian, sehingga biakan tetap dapat hidup selama mungkin.
Referensi
- Hall, BG, Acar, H., Nandipati, A., & Barlow, M. (2013). Tingkat Pertumbuhan Menjadi Mudah. Molecular Biology and Evolution, 31 (1), 232–238.
- Hogg, S. (2005). Mikrobiologi Esensial.
- Nester, EW, Anderson, DG, Roberts, EC, Pearsall, NN, & Nester, MT (2004). Microbiology: A Human Perspective (edisi ke-4th).
- Talaro, KP, & Talaro, A. (2002). Foundation in Microbiology (edisi ke-4th).
- Zwietering, M., Jongenburger, I., Rombouts, F., & Van Riet, K. (1990). Pemodelan Kurva Pertumbuhan Bakteri. Mikrobiologi Terapan dan Lingkungan, 56 (6), 1875–1881.