- Sumber sastra terpenting yang digunakan dalam puisi
- Metafora
- Julukan
- Perbandingan
- Hiperbola
- Metonymy
- Synecdoche
- Paradoks
- Pengejawantahan
- Pencitraan sensorik
- Oxymoron
- Referensi
Sumber sastra puisi adalah alat yang digunakan oleh penulis dan penyair untuk mengungkapkan perasaan, menggunakan kata atau ungkapan yang berbeda untuk menamai objek atau perasaan dalam bahasa sehari-hari.
Penyair mempertimbangkan kualitas emosional dari kata-kata, nilai musiknya, dan inovasi dalam konstruksi bait.
Puisi memiliki tujuan mendasar yang melampaui kata-kata dan berusaha membangkitkan perasaan yang intens pada pembaca.
Untuk mencapai tujuan ini, sumber daya seperti metafora, julukan, perbandingan, hiperbola, metonimi, personifikasi dan gambar sensorik digunakan, antara lain.
Sumber sastra terpenting yang digunakan dalam puisi
Metafora
Ini adalah tokoh retoris yang mencoba membangun hubungan kesamaan antara dua kata yang sama sekali berbeda. Mereka dibangun berdasarkan tiga elemen: tenor, objek yang diucapkan, kendaraan, yang digunakan untuk mendeskripsikan tenor, dan fondasi atau penjelasan kesamaan.
Contoh: "rambut panjang emasmu", katakanlah rambut pirang panjangmu.
Julukan
Sumber daya sastra yang terdiri dari penggunaan kata sifat yang memenuhi syarat tanpa menambahkan informasi tambahan tentang objek yang dirujuknya.
Contoh: "paus hitam akan kembali".
Perbandingan
Melalui sumber sastra ini, ditemukan kesamaan antara objek atau karakter imajiner dengan objek atau karakter nyata, melalui penggunaan tautan “bagaimana” dan “yang mana”.
Contoh: "bibir merah seperti apel"
Hiperbola
Tokoh retoris yang dengannya situasi atau kualitas objek yang dibicarakan sangat dilebih-lebihkan, berusaha memberikan efektivitas yang lebih besar dalam emosi yang berusaha diciptakan.
Contoh: "Karena aku melihatmu dan mati …" (Mario Benedetti). Berlebihan tentang pengaruh orang yang dicintai.
Metonymy
Dalam puisi, figur ini terkait dengan metafora, yaitu penamaan satu hal atau ide dengan nama lain, kasus yang paling umum adalah hubungan sebab akibat dan penamaan secara keseluruhan di satu sisi, di antara kedua konsep tersebut terdapat hubungan kedekatan.
Contoh: "Pena terbaik dalam sastra dunia adalah William Shakeaspare"
Synecdoche
Tokoh retoris digunakan untuk memberi nama keseluruhan berdasarkan bagian-bagiannya atau sebaliknya.
Contoh: "Dia hanya memiliki lima mulut untuk diberi makan" atau "Dia memiliki tiga puluh mata air …"
Paradoks
Sumber daya di mana frasa yang melibatkan kontradiksi digunakan, pada dasarnya itu adalah pemikiran yang masuk akal dari sebaliknya.
Contoh: "Api itu setengah dingin" (Pablo Neruda).
Pengejawantahan
Ini digunakan untuk memberikan kualitas manusia pada objek.
Contoh: "tangisan melati karena kamu tidak ada di sini …" atau "kabut memeluknya".
Pencitraan sensorik
Itu semua adalah ekspresi yang dirujuk oleh penulis untuk menyarankan suatu makna, bisa berupa pendengaran, visual, taktil, gustatori, atau penciuman.
Contoh: -Auditives: "angin sepoi-sepoi menyanyikan lagu pengantar tidur."
Visual: "matahari mewarnai cakrawala menjadi merah …"
Taktil: "kulitnya lembut seperti beludru …"
Gustatif: "mulutnya enak seperti apel …"
Penciuman: "berbau seperti musim semi segar …".
Oxymoron
Sumber daya banyak digunakan oleh penyair, yang diamati ketika kata benda dimodifikasi oleh kata sifat kualifikasi yang berlawanan.
Contoh: "kesibukan yang memekakkan telinga …"
Referensi
- Mark Flanaga, «What is poetry?, 2012. Diperoleh pada 26 Desember 2017 dari thinkco.com
- Palma, Feliz, «Tujuh puluh contoh hiperbola», 2014. Diperoleh pada 26 Desember 2017 dari jackmoreno.com
- «Resources literary», 2016. Diperoleh pada 26 Desember 2017 dari edu365.cat