- Komposisi imajinasi kolektif
- 1- Imajinasi
- 2- Simbol
- 3- Konsep
- 4- Memori
- 5- Mitos dan legenda
- Imajiner Kolektif: Sekarang dan Masa Depan
- Referensi
The kolektif imajinasi atau kolektif imajinasi adalah seperangkat simbol, adat istiadat atau kenangan yang memiliki spesifik dan makna umum untuk semua orang yang merupakan bagian dari masyarakat.
Imajinasi kolektif meneliti sifat semangat kreatif masyarakat yang menyukai penemuan. Ini juga menganalisis bagaimana inti budaya dari masyarakat kreatif memberi energi dan menghidupkan sistem ekonomi, sosial dan politik.
Imajiner kolektif, seperti yang diindikasikan oleh namanya, adalah "kolektif", tetapi pada saat yang sama merupakan bagian dari individu, seperti yang diungkapkan oleh Winston Churchill pada tahun 1909 ketika ia menunjukkan bahwa "tidak mungkin menarik garis tegas dan cepat antara individualisme dan kolektivisme ».
Dengan kreasi dan perluasan media, imajinasi kolektif ini sekarang berbagi warisan simbolisnya dengan komunitas lain. Dengan perubahan ini, istilah baru yang disebut "desa global" telah dibuat, yang berhubungan dengan penyatuan semua komunitas menjadi satu.
Dengan demikian, individu dan masyarakat berkomitmen satu sama lain, masing-masing dapat diterjemahkan menjadi satu sama lain. Meskipun individu membawa dalam dirinya pikiran, perasaan dan pengalaman, ia juga membawa orang lain, yaitu masyarakat.
Komposisi imajinasi kolektif
Menurut Francesco Varanini (2012), ada dua bentuk imajinasi kolektif: yang pertama adalah imajinasi yang mengeksplorasi yang tidak diketahui dan yang kedua adalah imajinasi yang menjelaskannya, yaitu imajinasi eksplisit.
Imajinasi kolektif terdiri dari:
1- Imajinasi
Imajinasi dapat diartikan sebagai kapasitas pikiran yang memungkinkan terciptanya dan representasi objek. Imajinasi memungkinkan kita untuk melihat sekeliling untuk melihat apa yang tidak ada di sana.
Dalam imajinasi kolektif, imajinasi adalah fakultas yang tidak selaras, individu dan sosial pada saat yang sama, karena tidak diketahui dan tidak dapat dikatakan dengan tepat di mana imajinasi individu berakhir dan di mana imajinasi kolektif itu dimulai.
Menurut Etienne Wenger (1998), karakter kreatif dari imajinasi bertumpu pada interaksi sosial dan pengalaman komunal. Imajinasi dalam pengertian ini bukan hanya produksi fantasi pribadi, karena jauh dari penarikan diri individu dari kenyataan, itu adalah cara memiliki yang selalu melibatkan dunia sosial untuk memperluas ruang lingkup realitas dan identitas.
Melalui imajinasi, setiap orang dapat menempatkan dirinya di dunia dan dalam sejarah dan memasukkan dalam identitasnya makna lain, kemungkinan lain, perspektif lain.
Melalui imajinasi, praktik itu sendiri dilihat sebagai cerita berkelanjutan yang menjangkau ke masa lalu, dan melalui imajinasi itulah perkembangan baru disusun, alternatif dieksplorasi dan kemungkinan skenario masa depan ditawarkan.
2- Simbol
Istilah simbol terdiri dari dua bagian: penanda (yang merupakan bagian dari realitas konkret) dan yang ditandakan (representasi abstrak yang dapat ditentukan oleh agama, bangsa, fakta sejarah, dll.).
Ada simbol yang hanya diketahui kota, negara bagian, negara atau mungkin ada beberapa yang dikenal di seluruh dunia.
Imajinasi kolektif menyiratkan komunikasi simbolik: kepercayaan atau mitos, tindakan atau ritual dan simbol atau dewa sakral.
Cornelius Castoriadis (1975), berbicara tentang kekuatan simbol dan imajinasi, dan filsuf Cornelius Castoriadis (1987), menyatakan bahwa individu dan masyarakat mengasimilasi dunia dengan cara imajiner dan simbolik.
3- Konsep
Ini adalah ide atau gagasan, konsepsi tentang sesuatu yang dibuat oleh pikiran dan diungkapkan dengan kata-kata, alegori, perbandingan atau representasi simbolis.
Ada konsep yang bersifat universal, seperti halnya ada konsep individu yang dianggap lebih abstrak karena bisa jadi agak subjektif.
4- Memori
Memori adalah kemampuan untuk menyimpan dan mengambil data atau informasi. Memori bukanlah imajinasi tetapi keduanya adalah kaki tangan. Imajinasi melakukan apa yang dilakukan sejarawan. Menurut Kant, sejarah adalah masa lalu yang dihadirkan, dan imajinasi adalah perpaduan masa lalu dan masa kini, masa kini dan masa depan.
Memori bisa bersifat individu atau kolektif. Dalam kasus imajinasi kolektif, kami bekerja dengan data yang dapat diekspresikan oleh sekelompok orang tertentu dan yang memiliki arti yang sama.
5- Mitos dan legenda
Untuk beberapa, daftar komposisi imajinasi kolektif berakhir pada poin 4. Namun, ada penulis yang menambahkan mitos masyarakat ke klasifikasi ini.
Mitos dianggap sebagai cerita yang memiliki makna yang sangat dalam bagi suatu budaya, di mana umumnya disajikan penjelasan ketuhanan yang membangun kepercayaan yang melewati beberapa generasi, dan bahwa mereka pada kenyataannya tidak mungkin atau tidak mungkin untuk memverifikasi mereka.
Menurut Varanini, mitos adalah imajinasi kolektif yang menjelaskan, mengkomunikasikan, dan memberi makna pada pengalaman bersama individu. Semakin lama masyarakat hidup melalui transisi, semakin banyak mitos yang penting, dan benar-benar menjadi, kendaraan untuk transformasi.
Ini muncul dari ketakutan naluriah akan perubahan, dan memutuskan interpretasi evolusi di lingkungan, sehingga mengarah pada transformasi.
Legenda adalah cerita (atau rangkaian cerita) yang sangat tua yang diceritakan tentang orang atau peristiwa terkenal, tetapi tidak selalu benar.
Misalnya: "Legenda mengatakan bahwa Ratu Joaquina selalu memakai sepatu botnya saat tidur"; "Pertandingan 1952 adalah legenda bisbol"; "Opera ini didasarkan pada legenda Islandia."
Imajiner Kolektif: Sekarang dan Masa Depan
Menurut berbagai penulis, melalui imajinasi kolektif, pada saat ini semakin terbuka batas-batas yang memisahkan manusia, sehingga periode baru kreativitas sosial akan segera muncul.
Jejaring sosial dan perluasan media baru-baru ini melepaskan kekuatan imajinasi kolektif dengan cara yang masih sulit dipahami.
Saat ini, kolektif muncul tanpa pemimpin, pemandu, atau struktur kelembagaan. Inilah mengapa imajinasi kolektif membuka pintu ke kemungkinan bahwa segala sesuatu dapat berubah dan muncul menuju sesuatu yang baru.
Referensi
- Imajinasi Kolektif: Semangat Kreatif Masyarakat Bebas. Peter Murphy (2012).
- Media dan Ritual. Johanna Sumiala (2013).
- Komunitas Praktik: Pembelajaran, Makna, dan Identitas. Etienne Wenger (1998).
- Proyek dan Kompleksitas. Francesco Varanini, Walter Ginevri (2012).
- EdukaLife (2015).