Fungsi dari legenda yang paling penting adalah pengajaran aspek religius dan moral, transmisi pengetahuan, promosi perilaku dalam masyarakat atau bahkan hiburan.
Legenda adalah narasi populer tentang peristiwa supernatural yang tertanam dalam latar sejarah nyata, diturunkan secara lisan atau tertulis dari generasi ke generasi.
Potret Raja Arthur oleh Charles Ernest Butler, salah satu legenda paling populer sepanjang masa. Sumber :, melalui Wikimedia Commons
Jenis cerita ini dikontekstualisasikan dalam momen sejarah yang tepat, dan biasanya terkait langsung dengan adat istiadat dan tradisi masyarakat tertentu. Oleh karena itu, ada karakter kejujuran dalam isinya.
Legenda sering kali memuat cerita-cerita fantastis, seperti: penampakan dewa, hantu, atau makhluk mitologis. Mereka juga mengandung unsur keimanan, atau penjelasan tentang fenomena alam.
Elemen-elemen ini cenderung memasuki imajinasi kolektif, dan merupakan bagian penting dari budaya kota tertentu.
Fungsi utama legenda
- Mereka menggarisbawahi aspek religius dan spiritual, serta niat yang terkait dengan moralitas dan adat istiadat yang baik dalam suatu populasi.
- Mereka mendemonstrasikan peristiwa tertentu dan merinci dampaknya pada kehidupan karakter, dan komunitas terkait.
- Mereka menyesuaikan pesan sesuai dengan konteks sosial dan waktu. Berkat dinamisme kontennya, legenda tidak kehilangan validitas.
- Mereka mengekspos dan melindungi budaya. Ide utama dari legenda berkisar pada karakter atau tempat ikonik, atau fakta sejarah; oleh karena itu, mereka cenderung menonjolkan kehidupan sehari-hari yang terkait dengannya.
- Menjelaskan aspek etiologi dari plot; yaitu, mereka mengembangkan asal mula dan dasar peristiwa dan konteks yang menjadi perhatian mereka (tempat, karakter, peristiwa, dll.), yang membantu memperkuat cerita.
- Mereka mendorong kemampuan untuk mengingat cerita, tempat, keingintahuan dan insiden tertentu, mendukung memori individu dan kolektif dari anggota komunitas.
- Mereka mengembangkan selera membaca dan minat dalam melestarikan warisan budaya.
- Mereka memperkuat aspek-aspek bahasa seperti luasnya kosa kata dan penggunaan sumber-sumber sastra seperti metafora, penggunaan figur retoris dan pernyataan yang berlebihan.
- Mereka menumbuhkan minat dan keingintahuan tentang pengetahuan mendalam tentang cerita populer, fakta yang mendorong, pada gilirannya, penelitian tentang tradisi naratif lisan dalam konteks geografis tertentu.
Selanjutnya, dalam kasus legenda yang disampaikan secara lisan, diceritakan oleh orang yang berbeda di setiap kesempatan.
Akibatnya, cerita berubah setiap kali diceritakan, yang mengaitkan dinamisme dan validitas tertentu dengan legenda.
Pentingnya legenda sebagai bentuk naratif tidak diragukan lagi, mengingat adanya simbiosis antara aspek nyata (kerangka historis-geografis) dan aspek fantastik (penampakan makhluk mitos, tokoh agama, unsur eskatologis).
Melalui legenda, fakta yang telah menjadi objek yang menarik bagi manusia sejak zaman kuno, seperti nilai kepercayaan agama dan hubungan antara hidup dan mati, tetap populer.
Mengingat keragaman dan keserbagunaan cerita (dan perawi mereka), legenda akan terus hadir dalam budaya populer di setiap negara atau wilayah, yang mewujudkan representasi asli dari tradisi dan adat istiadat mereka yang paling mengakar.
Referensi
- Carua, J. (2015). Legenda dan fungsinya. Diperoleh dari: literatureleyendas.blogspot.com
- Martos, E. (2007). Dongeng dan legenda tradisional: teori, teks, dan didaktik. Edisi Universitas Castilla - La Mancha. Ciudad Real, Spanyol.
- Morote, P. (2001). Legenda dan nilai didaktiknya. Universitas Valencia, Spanyol. Dipulihkan dari: cvc.cervantes.es
- Pérez, J., dan Merino, M. (2008). Definisi Legenda. Diperoleh dari: definicion.de
- Wikipedia, The Free Encyclopedia (2017). Legenda. Diperoleh dari: es.wikipedia.org