- Kepadatan ekologis vs. kepadatan mentah
- Contoh lain dari kepadatan ekologi
- Eksperimen Kahl
- Faktor yang perlu dipertimbangkan
The kepadatan ekologi adalah jumlah individu per unit habitat. Ini merupakan karakteristik penting dalam studi populasi.
Selain kerapatan ekologis, ada juga yang disebut kerapatan mentah, yaitu jumlah individu per satuan luas total (atau ruang).
Gambar 1. Kepadatan ekologi vs. kepadatan mentah suatu populasi ikan. Percobaan Kahl (1964). Gambar diedit oleh: Katherine Briceño
Penting untuk mengenali perbedaan halus antara kedua perkiraan kepadatan penduduk.
Sementara dalam kepadatan mentah area (atau volume) ditentukan secara sewenang-wenang, dalam kepadatan ekologis area (atau volume) yang sebenarnya dapat dijajah oleh populasi yang bersangkutan dipertimbangkan, yaitu habitatnya.
Karena alasan ini, kepadatan mentah cenderung lebih rendah secara konsisten daripada kepadatan ekologis.
Kepadatan ekologis vs. kepadatan mentah
Di alam, organisme umumnya berkumpul dalam kelompok dan jarang didistribusikan secara merata di lingkungan tertentu.
Misalnya pada spesies tumbuhan seperti Cassia tora atau Oplismemis burmanni, organisme tersebut lebih banyak bergerombol di beberapa daerah, membentuk bercak di daerah tertentu, sedangkan di daerah lain asosiasi ini tidak ditemukan.
Dalam kasus seperti ini, kepadatan yang dihitung dengan mempertimbangkan luas total atau volume akan menjadi kepadatan mentah, sedangkan kepadatan yang hanya memperhitungkan area di mana tanaman benar-benar tumbuh, akan menjadi kepadatan ekologis.
Contoh lain dari kepadatan ekologi
Kita dapat menemukan bahwa di hutan ek, kepadatan mentah pohon ek hitam adalah 200 pohon per hektar. Pengukuran ini diperoleh dengan pengambilan sampel di berbagai lokasi di dalam hutan, terlepas dari apakah lokasi tersebut merupakan lokasi hutan atau danau yang khas.
Karena kepadatan mentah mengukur jumlah organisme per satuan luas atau ruang, maka jika Anda ingin mengetahui kepadatan populasi black oak di area yang biasanya dihuni spesies, Anda akan mengukur jumlah atau biomassa pohon black oak dengan unit area hanya di area tersebut.
Oleh karena itu, ruang atau area lain di mana pohon ek tidak hidup harus dikecualikan, seperti danau dan dasar sungai.
Dengan demikian, angka dalam jumlah pohon ek hitam per hektar (ruang yang dapat digunakan) akan menjadi angka yang lebih tinggi, sesuai dengan kepadatan ekologisnya.
Eksperimen Kahl
Percobaan Kahl (1964) adalah contoh yang sangat berguna untuk membedakan antara kepadatan mentah dan kepadatan ekologi. Studi tersebut didasarkan pada kepadatan ikan di lingkungan variabel.
Gambar 1 menunjukkan bahwa kepadatan mentah ikan-ikan kecil di daerah tersebut umumnya menurun karena permukaan air menurun selama musim dingin yang kering.
Namun kepadatan ekologis meningkat, karena pada musim kemarau massa air berkurang menjadi genangan tempat ikan menumpuk sementara habitat semakin berkurang.
Oleh karena itu, dengan berlalunya waktu dan variasi wilayah yang diperkirakan, kedua kepadatan (ekologis dan mentah) berbeda.
Kepadatan populasi dapat tetap konstan, dapat berfluktuasi, atau dapat terus bertambah atau berkurang. Kepadatan adalah hasil dari interaksi dinamis antara proses yang menambahkan individu ke suatu populasi dan proses yang menghilangkan individu darinya.
Penambahan populasi terjadi melalui kelahiran (kelahiran) dan imigrasi. Faktor-faktor yang menghilangkan individu dari suatu populasi adalah kematian (mortalitas) dan emigrasi.
Imigrasi dan emigrasi dapat mewakili pertukaran yang signifikan secara biologis antar populasi.
Faktor yang perlu dipertimbangkan
Metodologi pendugaan kepadatan populasi sangat bervariasi dan bergantung pada jenis organisme dan habitat yang bersangkutan.
Ada berbagai macam metode yang tersedia yang harus dievaluasi dengan cermat sebelum digunakan. Dalam beberapa kasus, berbagai metode diadopsi untuk menyediakan data komparatif.
Disarankan bahwa sebelum mencoba menentukan kepadatan suatu populasi di lapangan, karya khusus tentang metodologi untuk setiap jenis organisme yang diinginkan diambil sebagai referensi.
Referensi
- Gaston, K. (2012). Rarity Vol 13 dari Seri Populasi dan Biologi Komunitas. Ed bergambar. Springer Science & Business Media.
- Osborne, P. (2012). Ekosistem Tropis dan Konsep Ekologi. Edisi ke-2. Cambridge University Press.
- Sharma, P. (2005). Ekologi dan Lingkungan. Publikasi Rastogi.
- Sharma, P. (2014). Biologi Lingkungan dan Toksikologi. Publikasi Rastogi.
- Sridhara, S. (2016). Hama vertebrata di Pertanian. Penerbit Ilmiah.
- Ward, D. (2012). Studi Dampak Lingkungan Biologis: Teori dan Metode. Elsevier.