- Di manakah bioelemen tersier ditemukan?
- Besi
- Tembaga
- Seng
- Fluor
- Mangan
- Kobalt
- Yodium
- Litium
- Pentingnya bioelemen tersier
- Referensi
The bioelements tersier , juga disebut elemen, unsur-unsur kimia yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah yang sangat kecil. Mereka memainkan peran penting dalam mempercepat reaksi biokimia dalam tubuh manusia.
Elemen jejak adalah komponen logam seperti kromium, besi, fluor, kobalt, nikel, selenium, seng, mangan, yodium, molibdenum, tembaga, brom, vanadium, boron, dan silikon.
Besi adalah bioelemen tersier yang ada dalam daging merah.
Elemen jejak sesuai dengan kurang dari 0,1% dari kebutuhan nutrisi seseorang. Kelebihan dan kekurangan bioelemen tersier dapat menyebabkan masalah kesehatan.
Di manakah bioelemen tersier ditemukan?
Bioelemen tersier terdapat dalam kelompok makanan yang berbeda, tergantung pada sifatnya.
Elemen jejak utama dan makanan di mana mereka dapat ditemukan akan disebutkan di bawah ini:
Besi
Zat besi terdapat dalam protein hewani, seperti daging merah, ikan, dan unggas. Bayam, sereal, dan biji-bijian juga merupakan sumber zat besi yang penting.
Asupan zat besi yang memadai memfasilitasi pengangkutan oksigen melalui darah, dan pengoperasian sistem saraf pusat dan sistem kekebalan yang benar.
Tembaga
Tembaga juga ada di kerang dan hati, serta coklat dan ragi bir. Asupannya membantu fungsi otak dan meningkatkan kesehatan kulit.
Seng
Seng terutama ditemukan di hati hewan, kerang, dan unggas. Konsumsinya mendukung pembentukan enzim dan fungsi sistem kekebalan.
Fluor
Hal ini dapat ditemukan pada beberapa sayuran umbi-umbian, seperti kentang, biji-bijian, kembang kol, bawang merah, bawang putih, dan ikan. Mengkonsumsinya membantu memperkuat enamel gigi dan sistem tulang.
Mangan
Mangan tersedia dalam biji-bijian, kenari, bayam, jahe, daun teh, nanas, kapulaga, dan dedak gandum.
Ini penting untuk berfungsinya sistem saraf pusat dengan benar dan bertindak sebagai antioksidan yang sangat baik, merangsang produksi kolagen.
Kobalt
Cobalt hadir dalam daging merah, makanan laut, hati, dan terutama ikan biru.
Cobalt membantu mengatur metabolisme glukosa, dan memainkan peran penting dalam sintesis DNA dan pengaturan sistem saraf.
Yodium
Yodium mudah ditemukan pada garam beryodium, telur, susu, kerang, ikan, dan rumput laut. Asupannya memberikan manfaat untuk sintesis hormon tiroid, selain mengaktifkan kembali sirkulasi darah.
Litium
Lithium tersedia dalam biji-bijian, kerang, ikan berminyak, dan bahkan tanaman seperti lavender, timi, dan rosemary.
Konsumsinya mendukung pengaturan sistem saraf pusat dan membantu menyeimbangkan keadaan emosional seperti stres, saraf, kecemasan, depresi, dan lain-lain.
Pentingnya bioelemen tersier
Elemen jejak memberikan kontribusi yang cukup besar untuk pemenuhan fungsi elemen dalam tubuh manusia.
Juga dikenal sebagai elemen pelacak, mereka memainkan peran katalitik penting dalam pembentukan enzim, memberikan stabilitas pada struktur molekul, dan bahkan berpartisipasi dalam proses pengaturan tertentu.
Konsumsi elemen jejak yang rendah dapat menyebabkan kekurangan nutrisi yang signifikan.
Itulah pentingnya menjaga pola makan yang seimbang, dengan porsi penting protein, biji-bijian, ragi, buah-buahan dan biji-bijian.
Referensi
- Definisi Elemen Jejak (2016). Diperoleh dari: encyclopediasalud.com
- Diet dan Kesehatan: Implikasi untuk Mengurangi Risiko Penyakit Kronis (1989). Dewan Riset Nasional Amerika Serikat, Komite Diet dan Kesehatan. Washington DC, AS. National Academies Press.
- Pentingnya Elemen Jejak dalam Tubuh Manusia (nd). Diperoleh dari: healthyeating.sfgate.com
- Tabel elemen jejak: fungsi, makanan dan suplemen (2016). Diperoleh dari: vidanaturalia.com
- Trace Element (1998). Encyclopædia Britannica, Inc. London, Inggris. Diperoleh dari: britannica.com
- Wikipedia, The Free Encyclopedia (2017). Elemen jejak Diperoleh dari: es.wikipedia.org